0
Sampai kapan operasi AU Rusia di Suriah akan berlangsung hingga kini belum jelas. Namun demikian, Rusia berencana untuk mencapai Sungai Efrat. Demikian informasi ini disampaikan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu pada pertemuan tertutup Majelis Rendah Parlemen (Duma) Rusia seperti yang dilansir oleh media Rusia RBC.



Sampai kapan operasi AU Rusia di Suriah akan berlangsung hingga kini belum jelas. Namun demikian, Rusia berencana untuk mencapai Sungai Efrat. Demikian informasi ini disampaikan Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu pada pertemuan tertutup Majelis Rendah Parlemen (Duma) Rusia seperti yang dilansir oleh media Rusia RBC.

Sang menteri membahas mengenai ‘ibu kota’ tak resmi ISIS di kota Raqqa yang terletak di tepi Sungai Efrat. “Tidak ada pernyataan apa pun. Itu merupakan argumen menteri, salah satu pilihan,” kata Komoyedov.

Menurutnya, para deputi mengajukan pertanyaan kepada Shoigu mengenai kemungkinan operasi darat di Suriah, tetapi Shoigu tidak menjawab pertanyaan itu. “Ada pertanyaan apakah Rusia akan memulai operasi darat jika Eropa datang ke sana. Lalu ia (Shoigu) menjawab, ‘Biar saja mereka mencoba’,” kata Komoedov menjelaskan.

Shoigu juga menyampaikan bahwa Rusia tidak akan membangun pangkalan militer baru di Suriah, demikian Komoyedov mengutip perkataan menteri. “Pangkalan laut dan udara di Suriah sudah cukup untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh Angkatan Bersenjata Rusia,” kata Komoyedov.

Rusia telah meluncurkan serangan militer ke sasaran ISIS di Suriah (30/9). Serangan ini dilancarkan beberapa jam lalu setelah Dewan Federasi Rusia memperbolehkan Presiden Vladimir Putin menggunakan Angkatan Rusia di luar negeri. Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar Al-Assad meminta bantuan langsung kepada Presiden Rusia.

Persetujuan antara pemimpin Rusia dan Amerika Serikat pun dikonfirmasi oleh Kedutaan Besar AS di Rusia yang turut memberikan komentar terkait keputusan Dewan Federasi. “Kedua Presiden sepakat bahwa mereka memiliki kepentingan bersama dalam memerangi ISIS di wilayah itu,” ujar pihak Kedutaan.
Sang menteri membahas mengenai ‘ibu kota’ tak resmi ISIS di kota Raqqa yang terletak di tepi Sungai Efrat. “Tidak ada pernyataan apa pun. Itu merupakan argumen menteri, salah satu pilihan,” kata Komoyedov.

Menurutnya, para deputi mengajukan pertanyaan kepada Shoigu mengenai kemungkinan operasi darat di Suriah, tetapi Shoigu tidak menjawab pertanyaan itu. “Ada pertanyaan apakah Rusia akan memulai operasi darat jika Eropa datang ke sana. Lalu ia (Shoigu) menjawab, ‘Biar saja mereka mencoba’,” kata Komoedov menjelaskan.

Shoigu juga menyampaikan bahwa Rusia tidak akan membangun pangkalan militer baru di Suriah, demikian Komoyedov mengutip perkataan menteri. “Pangkalan laut dan udara di Suriah sudah cukup untuk memecahkan masalah yang dihadapi oleh Angkatan Bersenjata Rusia,” kata Komoyedov.



Rusia telah meluncurkan serangan militer ke sasaran ISIS di Suriah (30/9). Serangan ini dilancarkan beberapa jam lalu setelah Dewan Federasi Rusia memperbolehkan Presiden Vladimir Putin menggunakan Angkatan Rusia di luar negeri. Sebelumnya, Presiden Suriah Bashar Al-Assad meminta bantuan langsung kepada Presiden Rusia.

Persetujuan antara pemimpin Rusia dan Amerika Serikat pun dikonfirmasi oleh Kedutaan Besar AS di Rusia yang turut memberikan komentar terkait keputusan Dewan Federasi. “Kedua Presiden sepakat bahwa mereka memiliki kepentingan bersama dalam memerangi ISIS di wilayah itu,” ujar pihak Kedutaan.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik & sopan

[NEWS][combine][animated][100]

[SHARING2INFORMATIONS][horizontal][animated][50]

[MARI BERBAGI ILMU & PENGETAHUAN][RECENT][animated][100]

 
Top
//