0
BEIJING - China bereaksi setelah Singapura mengizinkan Amerika Serikat (AS) mengoperasikan pesawat mata-mata canggih Poseidon P8 di wilayahnya. Pesawat mata-mata itu rencananya mulai beroperasi akhir bulan ini di Singapura yang dekat dengan Indonesia.
 Kementerian Pertahanan China menyatakan akan menaruh perhatian sangat dekat atas kesepakatan antara AS dan Singapura terkait operasional pesawat Poseidon P8. China akan mengkaji apakah kesepakatan kedua negara itu membahayakan stabilitas regional atau tidak.

”Kami menaruh perhatian sangat dekat terkait bagaimana situasi yang relevan dan berharap ada kerja sama pertahanan bilateral antara negara yang relevan, yang bermanfaat untuk perdamaian dan stabilitas regional dan bukan sebaliknya,” bunyi pernyataan kementerian itu semalam, seperti dikutip Reuters, Rabu (9/12/2015).

Seperti diberitakan sebelumnya, tujuan manuver pesawat mata-mata AS di Singapura itu diklaim untuk mendukung "upaya keamanan maritim" serta mengamati aktivitas China terkait polemik klaim wilayah Laut China Selatan.

Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, dan Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, dalam pernyataan bersama menyamapaikan kesepakatan kedua negara soal operasi pesawat Poseidon P8. Langkah AS dan Singapura sensitif bagi China. Sebab, China memiliki kepentingan besar untuk mempertahankan klaim sekitar 90 persen kawasan Laut China Selatan.

China dan AS beberapa kali bersitegang di kawasan sengketa itu. Terakhir, kapal perang AS bermanuver di dekat Kepulauan Spratly, Laut China Selatan yang diklaim Beijing. Kawasan maritim itu, selain diklaim China juga diklaim negara-negara ASEAN, seperti Filipina, Malaysia, Brunei, dan Vietnam.(sindonews)

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik & sopan

[NEWS][combine][animated][100]

[SHARING2INFORMATIONS][horizontal][animated][50]

[MARI BERBAGI ILMU & PENGETAHUAN][RECENT][animated][100]

 
Top
//