0
Moskow – Dalam membendung upaya ekspansi  Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), termasuk Amerika Serikat, di Eropa Tengah dan Timur, Rusia berencana menambah tiga divisi militer yang baru. Salah satu divisi itu, adalah Angkatan Darat.

( Russian Northern Fleet )

 “Saya tidak bisa sebutkan detailnya saat ini, terkait pembentukan divisi baru di front barat. Tapi tugas ini akan sangat penting”, ujar Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoigu Rabu (13/1/2015).
Dalam pembangunan divisi baru ini, lanjut Shoigu, Rusia akan membangun sejumlah instalasi militer baru, termasuk infrastruktur untuk markas, barak prajurit, tempat latihan tembak, dan gudang perbekalan serta senjata.


( Russian Northern Fleet )

Pernyataan Menteri Pertahanan Rusia ini dianggap sebagai bentuk reaksi Rusia atas sikap NATO dan Amerika Serikat terkait pembangunan kekuatan militer di Eropa Tengah dan Timur. Pembangunan kekuatan militer ini dilakukan lantaran adanya upaya ‘agresi’ yang dilakukan Rusia di wilayah-wilayah tersebut.

Sebelumnya, pada akhir 2015 silam, dalam majalah propaganda militer Rusia, beredar salinan dokumen berjudul ‘strategi keamanan nasional’, yang ditandatangani oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Dalam dokumen itu dijelaskan, langkah Amerika Serikat dan NATO membangun kekuatan militer di Eropa Tengah dan Timur merupakan sebuah ancaman nyata bagi keamanan nasional Rusia. Langkah NATO dan sekutunya itu pun harus disikapi segera.


Hubungan antara NATO dengan Rusia memang sempat memanas, terutama terkait kondisi konflik di Ukraina, tahun lalu. Pada saat itu, sejumlah pemberontak mencoba merebut kekuasaan dari pemerintah. Konflik penuh dengan kekerasan pun tidak bisa terhindarkan. Pemerintah Ukraina terguling dan digantikan pemerintahan baru, yang dekat dengan NATO. Pemerintahan baru ini akhirnya mengungkapkan keinginan untuk bergabung dengan NATO guna melindungi diri dari Rusia.

Dalam setahun terakhir, NATO telah melakukan sejumlah operasi militer dan peningkatan jumlah pasukan, terutama di sekitar perbatasan Rusia. Pada bulan November 2015, NATO melancarkan operasi latihan militer gabungan bertajuk ‘Trident Juncture 2015’. Latihan itu diikuti 36 ribu pasukan, 60 kapal perang, dan 200 pesawat dari seluruh anggota NATO.

Selain seluruh negara anggota NATO, latihan militer itu juga diikuti tujuh negara mitra NATO : Australia, Austria, Bosnia-Herzegovina, Finlandia, Swedia, Macedonia dan Ukraina. Jika menilik jumlah personil dan kekuatan yang diturunkan, latihan militer itu menjadi latihan militer terbesar NATO sejak 2002 silam.

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik & sopan

[NEWS][combine][animated][100]

[SHARING2INFORMATIONS][horizontal][animated][50]

[MARI BERBAGI ILMU & PENGETAHUAN][RECENT][animated][100]

 
Top
//