0
Sejak ratusan tahun yang lalu , nenek moyang bangsa kita telah terkenal pandai meracik jamu dan obat - obatan tradisional . Beragam jenis tumbuhan , akar - akaran , dan bahan - bahan alamiah lainnya diracik sebagai ramuan jamu untuk menyembuhkan berbagai penyakit . Ramuan - ramuan itu digunakan pula untuk menjaga kondisi badan agar tetap sehat , mencegah penyakit , dan sebagian untuk mempercantik diri . Kemahiran meracik bahan - bahan itu diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun , dari satu generasi ke generasi berikutnya , hingga ke zaman kita sekarang .

Sebagai warga negara yang perduli akan keanekaragaman hayati di Indonesia , kita semua diajak untuk terus mencatat apa yang menjadi kekayaan kita . Walaupun sudah banyak dicatat orang lain dalam banyak situs mengenai database tanaman obat , namun harapan munculnya blog ini sebagai forum adalah suatu cita - cita mewujudkan database tanaman obat Indonesia yang dapat digunakan oleh anak cucu kita kelak .

Di Indonesia banyak sekali jenis - jenis tanaman yang bisa di jadikan ramuan obat herbal / obat tradisional / jamu untuk kesehatan dan kebugaran tubuh , juga dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit . berikut saya sertakan beberapa daftar tanaman beserta khasiatnya dan cara meraciknya ;


Berikut ini adalah Resep Tradisional 35 Ragam Tanaman Obat :

1. KUMIS KUCING
Nama latin : Orthosiphon stamineus BenthNama daerah : Kumis ucing ; Brengos kucing ; Songot koceng ; Remujung ; Sesaseyan .


 
Deskripsi tanaman : Tumbuhan berbatang basah, tinggi sampai 1,5 m , daunnya berbentuk bulat telur , bunganya berwarna putih seperti kumis kucing , batangnya berbentuk empat persegi dan mudah di patahkan.

Habitat : Tumbuh liar diladang , di tepi sungai dan di tempat - tempat yang tanahnya agak lembab sampai ketinggian 700 m dpl , ada juga yang ditanam sebagai tanaman hias .

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tumbuhan .

 Kandungan kimia : Genkosid orthosifonin ; Zat lemak ; Minyak atsiri ; Minyak lemak ; Saponin ; Sapofonin ; Garam kalium .


Khasiat : Anti inflamasi; Diuretik
Nama simplesia : Orthosiphonis Herba

Resep tradisional : Susah kencing ; Daun kumis kucing segar 1/4 genggam ; Air 1 gelas , Direbus hingga memperoleh cairan 1/2 gelas , Diminum setiap hari 2 kali dan tiap kali minum 1/2 gelas .
  
Batu ginjal ; Herba kumis kucing 6 g ; Herba meniran 7 pohon ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 2 kali sehari ; tiap kali minum 100 ml .  

Kencing manis ; Daun kumis kucing 20 helai ; Daun sambiloto 20 helai ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 1 kali sehari ; 100 ml .


Sakit pinggang ; Daun kumis kucing segar 1 genggam ; Kulit batang pepaya seluas 4 cm2 ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 1 kali sehari 100 ml .

2. KUCING - KUCINGAN ( Acalypha indica L. ) Sinonim : A. australis L.
Familia : euphorbiaceae.

Uraian : Kucing - kucingan merupakan gulma yang sangat umum ditemukan tumbuh liar di pinggir jalan , lapangan rumput , maupun di lereng gunung . Herba semusim , tegak , tinggi 30 - 50 cm , bercabang dengan garis memanjang kasar , berambut halus . Daun tunggal , bertangkai panjang , letak tersebar . 
 Selaian daun berbentuk bulat telur sampai lanset , tipis , ujung dan pangkal runcing , tepi bergerigi , panjang 2,5 - 8 cm , lebar 1,5 - 3,5 cm , berwarna hijau . Bunga majemuk , berkelamin satu , keluar dari ketiak daun , kecil - kecil , dalam rangkaian berbentuk bulir . Buahnya buah kotak , bulat , hitam . Biji bulat panjang , berwarna cokelat . Akarnya akar tunggang , berwarna putih kotor . Akar tumbuhan ini sangat disukai oleh kucing dan anjing , yang dikonsumsi dengan cara dikunyah . Kucing-kucingan dapat diperbanyak dengan biji .
Nama Lokal : nama Daerah Sumatera : ceka mas ( Melayu ) . Jawa : lelatang , kucing - kucingan , rumput kokosongan ( Sunda ) , rumput bolong - bolong (J awa ) .
Nama Asing Tie xian ( C ) , copperleaf herb ( I ) .
Nama Simplesia Acalyphae Herba ( herba kucing - kucingan ) .


 
Penyakit Yang Dapat Diobati :
Rasa pahit , sifatnya sejuk , astringen . Herba ini berkhasiat antiradang , antibiotik , peluruh kencing ( diuretik ) , pencahar , dan penghenti perdarahan ( hemostatis ) .

Pemanfaatan :
  
Bagian yang digunakan ; Seluruh bagian tumbuhan ini dapat digunakan sebagai obat . dalam bentuk segar atau yang telah dikeringkan .
Indikasi ; Herba ini digunakan untuk pengobatan :
disentri basiler , disentri amuba , diare , - anak dengan berat badan rendah ( malnutrisi ) , - gangguan pencernaan makanan ( dispepsi ) , - perdarahan , seperti mimisan ( epistaksis ) , muntah darah ( hematemesis ) , berak darah ( melena ) , kencing darah ( hematur-ia ) , - malaria , dan - susah buang air besar ( sembelit ) .

Cara Pemakaian ; Untuk obat yang diminum , rebus 9 - 15 g herba kering atau 30 - 60 g herba segar, Setelah dingin , saring dan air saringannya diminum .

Untuk pemakaian luar , giling herba segar sampai halus , lalu bubuhkan ke tempat yang sakit seperti bisul , koreng , luka berdarah , eksim , radang kulit ( dermatitis ) , atau gigitan ular .

Cara lain , rebus satu tumbuhan kucing - kucingan seutuhnya . Selanjutnya , gunakan air rebusannya untuk mencuci luka ataupun koreng .

Contoh Pemakaian Dimasyarakat ; 

Disentri amuba , disentri basiler , diare , dan penyakit dengan pendarahan ;
Rebus seluruh bagian tumbuhan kucing - kucingan yang sudah kering sebanyak 30 - 60 g dalam 3 gelas air sampai aimya tersisa 1 gelas . Setelah dingin , saring clan air saringannya dibagi dua ( sama banyak ) 


Pengobatan dilakukan sehari 2 kali , masing-masing 1/2 gelas . Lakukan selama 5 - 10 hari . Disentri basiler Cuci 30 - 60 g herba kucing - kucingan kering , 30 g krokot ( Portulaca oleracea L. ) , dan 30 g & jla merah , lalu potong - potong seperlunya . Tambahkan 3 gelas air , lalu rebus sampai airnya tersisa 1 gelas . Setelah dingin , saring dan minum sehari 2 kali , masing - masing 1/2 gelas . Lakukan setiap hari sampai sembuh .

Luka berdarah , koreng , bisul , radang kulit , gigitan ular ;
Cuci 1 tanaman herba segar . Tambahkan 1 sendok teh gula pasir , lalu giling sampai halus . Bubuhkan ramuan ini ke bagian tubuh yang sakit .
Dermatitis ;ksim , koreng ; Cuci 1 tanaman herba segar , lalu potong - potong seperlunya . Rebus dalam 3 gelas air sampai mendidih ( selama 15 menit ) . Gunakan ramuan tersebut untuk mencuci bagian tubuh yang sakit selagi hangat .
 
Sembelit ; Cuci 1 tumbuhan segar ( berikut akarnya ) , lalu potong - potong seperlunya . Rebus dalam 1 gelas air sampai mendidih ( selama 15 merit ) . Setelah dingin , saring dan minum sekaligus . Lakukan pada malam hari .
daunnya mengandung minyak asiri .


Komposisi : Daun , batang , dan akar mengandung saponin dan tanin . Batangnya juga mengandung flavonoida dan daunnya mengandung minyak Asiri .

3. JAMBU BIJI
Nama Latin : Psidium guajava

Nama daerah : Galiman; Masiambu ; Jambu klutuk ; Bayawas ; Lutu hatu; Kayawase ; Dambu

Deskripsi tanaman : Tanaman perdu, tinggi 5 - 10 meter . batang berkayu , bulat , kulit kayu licin , mengelupas , bercabang , warna cokelat kehijauan . Daun tunggal , bulat telur , ujung tumpul , pangkal membulat , tepi rata , panjang 6 - 14 cm , lebar 3 - 6 cm , pertulangan menyirip , warna hijau kekuningan . Bunga tunggal di ketiak daun , mahkota bulat telur , panjang 1,5 cm , warna putih kekuningan . Buah buni , bulat telur , warna putih kekuningan . 
  

Habitat : Tumbuh pada tempat terbuka , tumbuh liar dan dapat ditemukan pada ketinggian 1 - 1 .200 m dpl .
Bagian tanaman yang digunakan : Daun ; Buah

Kandungan kimia :Zat samak ; Minyak atsiri ; Tri terpinoid ; Leukosianidin ; Kuersetin ; Asam arjunalot ; Resin ; Minyak lemak 
Khasiat : Antiinflamasi ; hemostatik ; astringen
Nama simplesia : Psidii Folium

Resep tradisional :
Disentri : Daun jambu biji 6 g ; Kayu secang 1 g ; Rasuk angin 1 g ; Daun patikan cina 5 g ; daun pegagan 7 g ; Kayu ules 2 buah ; Bawang merah 1 umbi ; Air 120 ml , Dibuat infus , Diminum 2 kali sehari ; pagi dan sore ; tiap kali minum 100 ml ; diulang selama 4 hari .

Mencret : Daun jambu biji muda 9 helai ; Kunyit 1 jari ; Biji kedawung ( disangrai ) 4 butir ; Rasuk angin 4 g ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 2 kali sehari ; pagi dan sore ; tiap kali minum 100 ml ; diulang selama 4 hari .


4. KUNYIT
Nama latin : Curcuma domestica
Nama daerah : Kunir ; Kunyir ; Koneng ; Kunyet ; Kuning ; Kune

Deskripsi tanaman : Tumbuhan berbatang basah , tingginya sampai 0,75 m , daunnya berbentuk lonjong , bunga majemuk berwarna merah atau merah muda . Tanaman herba tahunan ini menghasilkan umbi utama berbentuk rimpang berwarna kuning tua atau jingga terang . Perbanyakannya dengan anakan.

Habitat : Tumbuh di ladang dan di hutan , terutama di hutan jati . Banyak juga ditanam di perkarangan . dapat tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian 2000 m dpl .

Bagian tanaman yang digunakan : Rimpang
Kandungan kimia : Tumeron ; Zingiberon ; Seskuiterpena alkohol ; Kurkumin ; Zat pahit ; Lemak hars ; Vitamin C .

Khasiat : Kholagog ; Stomakik; Antispasmodik ; Anti inflamasi ; Anti bakteria ; Kholeretik .

Nama simplesia : Curcumae domesticae Rhizoma

Resep tradisional :
Luka dan kurap ; Rimpang kunyit 1 jari ; Daun asam 1 genggam ; Air sedikit , Dipipis , Tempelkan pada luka dan diganti setiap 3 jam .

Mencret ; Rimpang kunyit 1 / 2 jari ; Rasuk angin 1 / 2 sendok teh ; Ketumbar 3 biji ; Buah kayu ules 1 biji ; daun trawas 1 helai , Campuran ditumbuk ; ditambah air 115 ml dan dididihkan ; kemudian disaring , Diminum pagi dan sore ; tiap kali minum 100 ml .
Nyeri haid ; Rimpang kunyit 1 jari ; Ketumbar 7 butir ; Cengkih 1 butir ; Asam kawak ; Biji pala , Campuran ditumbuk ; ditambah air 110 ml ; dan dididihkan ; kemudian disaring , Diminum 1 kali sehari 100 ml .

Sakit perut ; Kunyit dibakar 1 jari ; Kulit batang pulosari 1 jari ; Ketumbar 7 biji ; Seluruh tanaman patikan cina 1 genggam ; Air 1 cangkir , Campuran ditumbuk ; ditambah air dan dididihkan sampai diperoleh secangkir ; disaring , Bayi umur 5 - 7 bulan ; 1 sendok teh /jam ; Anak umur 1 - 2 tahun ; diminum 2 kali sehari ; 2 sendok makan ; Dewasa ; sehari minum 3 kali ; 1 / 2 cangkir .

 
5. KUNCI PEPT
( Kaemferia rotunda L. ) Sinonim :Familia : Zingiberaceae
Uraian : Kunci pepet atau kunir putih sering disebut " kunyit putih " atau "Curcuma alba " , sebutan nama latin yang salah . Karena daunnya bercorak indah dan tumbuhnya tidak tinggi maka sosoknya menyerupai tanaman hias sehingga sering ditanam di pekarangan atau di dalam pot . Kunci pepet juga bisa ditemukan tumbuh liar di beberapa tempat di bagian timur Jawa sampai ketinggian kurang dari 750 m dpl . Selain digunakan sebagai campuran jamu tradisional , kunci pepet juga sering digunakan untuk kosmetika tradisional . Ada dua fase tumbuh kunci pepet .

Yang pertama ; disebut fase vegetatif , yaitu pertumbuhan normal seperti biasa dengan daun dan batang semu ;

Yang kedua ; yaitu fase generatif . Pada fase ini yang terlihat hanya bunga-bunganya saja . Tanaman ini terdapat pada dataran rendah dengan ketinggian kurang dari 750 m dpl . Banyak ditemukan di Sumatera dan Jawa . Selain itu , juga ditemukan di India , Srilangka , dan Malaysia . Terna tahunan dengan tinggi 30 - 70 cm ini tumbuh merumpun dengan batang semu yang tumbuh dari rimpangnya . Daun tunggal , helaian daun berbentuk lanset , panjang 20 - 30 cm , lebar 7,5 - 10 cm , ujung runcing , pangkal berpelepah , tepi rata , warnanya hijau muda dengan bagian tengah bercorak warna cokelat . Bunga keluar dari rimpang dengan batang semu yang amat pendek . Bunga bisa tumbuh menggerombol , sering mekar beberapa kuntum sekaligus , warnanya ungu muda kemerahan . Akarnya berdaging membentuk rimpang yang tidak terlalu besar , yaitu seukuran telur puyuh . Dari rimpang induk keluar akar - akar kasar yang ujungnya terdapat anakan rimpang yang berair dan tampak tumbuh menggerombol menutupi rimpang induk . Jika rimpang dibelah terlihat warnanya putih pucat , berserat halus , dan rasanya pahit . Jika telah keluar bunga , menandakan rimpang siap di panen . Umbi muda bisa dijadikan lalap . Perbanyakan dengan rimpang .

Nama Lokal : nama Daerah Jawa : kunci pepet , temu rapet , ardong ( Jawa ) , kunir putih ( Sunda ) .Madura : konce pet . Melayu : temu putri , t. rapet.
Nama Asing - Nama Simplisia Kaempferiae rotundae Rhizoma ( kunci pepet ) .
Penyakit Yang Dapat Diobati : Rimpang rasanya pahit , sifatnya sejuk . Berkhasiat antiradang , peluruh kentut ( karminatif ) , dan mempercepat penyembuhan luka .

 
 

Pemanfaatan :
Bagian yang digunakan ; Bagian tanaman yang digunakan sebagai obat adalah rimpangnya .

Indikasi ; Rimpang digunakan untuk mengatasi : gangguan pencernaan , sakit perut , perut mulas , dan bengkak karena memar , keseleo .

Cara Pemakaian ; Untuk pemakaian luar , gunakan parutan rimpang untuk menurap bagian tubuh yang memar , keseleo , dan bisul yang sulit pecah . Setelah digiling halus menjadi serbuk , rimpang induk yang telah dikeringkan bisa digunakan sebagai bedak .


Contoh Pemakaian Dimasyarakat ;  Bengkak , memar , bisul Cuci bersih rimpang induk kunci pepet yang segar , lalu tumbuk sampai halus . Jika menggunakan rimpang kering , tambahkan sedikit air . Tempelkan hasilnya pada bagian tubuh yang memar atau bengkak , lalu balut . Mengeluarkan angin dari perut Seduh serbuk kunci pepet sebanyak satu sendok teh dengan secangkir air panas , lalu tutup . Setelah dingin , minum beningannya .

Komposisi :
Rimpang mengandung minyak asiri berwarna kuning muda , agak berbau , mengandung borneol , sineol , metil khavikol , dan saponin .

6. KREMAH
Nama latin : Alternanthera sessilis ( L )
Nama daerah : Daun rusa ; Kremak ; Sayur udang ; Jukuk demah ; Kremek ; Kremi ; Matean
Deskripsi tanaman : Semak , merambat , batang masif , beruas - ruas , warna hijau kekuningan . Daun majemuk berhadapn , bentuk lonjong , ujung dan pangkal runcing , warna hijau . Perbungaan bentuk bulir , diketiak daun dan diujung batang, mahkota bunga berwarna putih kehijauan . Buah kotak , warna cokelat , biji bulat , hitam .
 

Habitat : Tumbuh baik pada tempat terbuka dan cukup air pada ketinggian 1 - 1000 m dpl
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tumbuhan .
Kandungan kimia : Zat lendir ; Kalium oksalat .
 
Khasiat : Anti inflamasi ; Diuretik ; Galaktagog ; Kholagog ; Antipruritik .
Nama simplesia : Alternantherae sessilidis Herba
Resep tradisional :
Peradangan perut : Herba kremah 3 pucuk ; Air 110 ml , Diseduh , Diminum 3 kali sehari ; tiap minum 100 ml .

Mencegah uban ; Herba kremah beberapa pucuk ; Air secukupnya , Diseduh , Setelah dingin digosokkan pada kulit kepala .




7. KOMFREY (Symphytum officinale L. )Famili : Boroginaceae
Daerah  Asing : Comfrey, knit bone, K’ang fu li (Cina)
Sifat Kimiawi : Kandungan kimia ; tumbuhan ini yaitu symphytine , echimidine , anadoline , alkaloid pyrrolizidine ( Pas ) , tanin , minyak atsiri , allatonin dan vitamin B1 , B2 , C dan E .
 Efek Farmakologis : Dalam farmakologi Cina dan pengobatan tradisio-nal lain disebutkan , bahwa tanaman ini memiliki sifat dingin , agak sedikit pahit.

 
Bagian tanaman yang digunakan : Daun dengan tanpa tangkai atau akar .

Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan . Pemeliharaan mudah , perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar .
Tanaman herba , membentuk rumpun , tinggi 20 - 50 cm . Batang semu , tidak berkayu , bertangkai . Daun tunggal , bulat telur , ujung dan pangkal runcing , tepi rata , permukaan kasar , panjang 27 - 50 cm , lebar 4 - 14 cm , pertulangan menyirip , warna hijau . Bunga majemuk , bentuk corong , bertaju lima , warna putih kekuningan . Buah bulat , tiap buah terdiri atas 4 biji .

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya ;

Tekanan Darah Tinggi : Daun segar 4 lembar dilalap , setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci . untuk 2 kali atau daun segar 4 lembar di juice , sarinva diminum . untuk 2 kali . atau
Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas . minum airnya 2 kali sehari .
  
Diabetes / Kencing Manis : Daun segar 4 lembar dilalap , setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci . untuk 2 kali , Daun segar 4 lembar di juice , sarinya diminum , untuk 2 kali . atau ,
Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas , minum airnya 2 kali sehari .

  
Tekanan Darah Rendah ; Daun segar 4 lembar dilalap . setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci . untuk 2 kali . Atau Daun segar 4 lembar di juice , sarinya diminum , untuk 2 kali , atau Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa : gelas , minum airnya 2 kali sehari .

Kolesterol Tinggi : Daun segar 4 lembar dilalap , setelah dilemaskan dengan gamin dan dicuci . untuk 2 kali , Daun segar 4 lembar di juice , sarinya diminum , untuk 2 kali , atau , Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas . minum airnya 2 kali sehari .

Leukimia ( RENDAH HB ) : Daun segar 4 lembar dilalap , setelah dilemaskandengan garam dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice , sarinya diminum , untuk 2 kali , atau , Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas , minum airnya 2 kali sehari .

Pneomunia, Asthma , Gangguan Pencernakan Batu Ginjal / Kencing Darah , Gangguan Empedu . Tumor dan Kanker , Ambeien dan Pruritus Anilinu Diare, Anemi , Patah Tulang , Luka / Alergi Kulit Kemandulan Pada Wanita , Rematik , Pegel Linu : Daun segar 4 lembar dilalap , setelah dilemaskan dengan garam dan dicuci untuk 2 kali Daun segar 4 lembar di juice , sarinya diminum , untuk 2 kali atau Daun 4 lembar direbus dengan 4 gelas air hingga tersisa 3 gelas , minum airnya 2 kali sehari .
8. KOLA
Nama latin : Cola Sp
Nama daerah : Kola ; Khole ; Kolaan .
Deskripsi tanaman : tanaman berupa pohon , tinggi lebih kurang 20 meter. Batang bulat , berkayu , keras , permukaan kasar , warna hijau kecokletan . Daun tunggal , tersebar , bertangkai , bulat telur , ujung dan pangkal runcing , tepi rata , panjang 7 - 19 cm , lebar 2 - 6 cm , pertulangan menyirip , warna hijau . Bunga majemuk , bentuk malai , mahkota bentuk bintang , bertaju lima , warna kuning keputihan . Buah kotak , bulat memanjang , panjang 8 - 15 cm , diameter 5 - 9 cm , warna hijau . Habitat : Tumbuh liar di perkebunan yang cukup lembab pada dataran tinggi 700 - 1100 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan : Biji
Kandungan kimia : Alkaloid kafenia ; Teobromina ; Teofilina ; Kolanina ; Kolatanin ; Kola ; Katekol ; Kolatin ; Kolatein ; Merah kola ; Minyak lemak ; Zat pati ; Gula
Khasiat : Stimulan ; Antidepresif ; Diuretik ; Kardiotonik
 
Nama simplesia : Colae Semen
Resep tradisional :
Penyegar badan dan Migrain : Biji kola 5 g ; Buah cabai jawa 3 g ; Rimpang lempuyang 3 g ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 1 kali sehari 100 ml .


9. KI SAAT
( Valeriana officinalis L.)
Famili : Valerianaceae.
Daerah : Jawa : valerian , Sunda : kisaat
Asing :
Sifat Ki miawi : Tumbuhan ini memiliki kandungan kimia yang sudah diketahui antara lain e Minyak atsiri yang berisi ester borneol (campuran asam valerianat, butirat, asetat dan formiat), terpen, dipenten, terpineol dan bonilalkohol. Alkaloida‑alkaloida katinina dan valerianina, Zat penvamak, lemak dan abu . Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat è Rasa agak pedas, agak pahit dan hangat. Akar bersifat penenang .

 Bagian tanaman yang digunakan : Akar dan daun .

Budi daya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan anakan. Pemeliharaan mudah, perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar.
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya ;
 
Keputihan ; Daun setengah genggam di rebus dengan 4 gelas air menjadi 2 gelas, saring, minum 2 kali seari.

Gelisah : Akar sedikit di tumbuk, tambahkan air minum saring, minum .


10. KI TOLOD
Nama ilmiah : Isotoma longiflora Presl .
Nama daerah : ki tolod, daun tolod ( Sunda ) ; sangkobak, kendali ( Jawa ) .
Nama asing : ster van bethlehem .

Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis : Ki tolod mengandung getah beracun . Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam ki tolod di antaranya senyawa alkaloid , yaitu lobelin , lobelamin , dan isotomin .

Efek farmakologis ; yang dimiliki ki tolod di antaranya antiradang , antineoplastik , anti-inflamasi , analgesik , dan hemostatik .
Perbanyakan dan Perawatan Tumbuhan ;Perbanyakan ki tolod dapat dilakukan dengan biji . Ki tolod dirawat dengan disiram air yang cukup , dijaga kelembapan tanahnya , dan dipupuk dengan pupuk organik .
Bagian Tumbuhan yang Digunakan dan Pemanfaatannya ;
 
Daun , bunga , dan seluruh bagian tumbuhan 14 tolod dapat dimanfaatkan untuk mengobati beberapa penyakit sebagai berikut ;
 
1. Asma : bronkhitis , dan radang tenggorokan ; Cuci bersih 3 lembar daun ki tolod, lalu rebus dalam 2 gelas air sampai tersisa satu gelas. Setelah dingin, saring air rebusan , lalu minum dua kali sehari pada pagi dan sore hari .
2. Luka ; Cuci bersih daun ki tolod secukupnya , lalu tumbuk sampai halus . Tempelkan hasil tumbukan pada luka , lalu balut dengan kain bersih . Balutan harus diganti dua sampai tiga kali sehari .
 
3. Obat kanker ; Rebus dengan api kecil dan 3 lembar daun ki tolod beserta batangnya dalam 5 gelas air sampai tersisa 1-2 gelas . Minum air rebusan beberapa kali hingga habis dalam sehari .
4. Obat mata ; Rebus dengan api kecil 3 lembar daun ki tolod beserta batangnya dalam 5 gelas air sampai tersisa 1-2 gelas . Air rebusan diminum beberapa kali hingga habis dalam sehari .
 
5. Sakit gigi ; Cuci bersih 2 lembar daun ki tolod lalu tumbuk hingga halus . Letakkan hasil tumbukan pada gigi yang sakit/berlubang .


11. KETAPANG KECIL
( Cassia tora Linn ) Sinonim :
Cassia foetida , Salisb . Cassia obtusifolia , Linn . Cassia tagera , Lamk .
Familia : Caesalpiniaceae ( Leguminosae )
 

Uraian : Tanaman berupa perdu kecil yang tumbuh tegak dengan tinggi sekitar 1 m . Tumbuh liar di pinggir kota , daerah tepi sungai , semak belukar dan kadang - kadang ditanam sebagai tanaman hias . Batangnya lurus , pangkal batang berkayu , banyak bercabang , daerah ujung batang berambut jarang . Daun letak berseling , berupa daun majemuk menyirip ganda terdiri dari 3 pasang anak daun yang bentuknya bulat telur sungsang , panjang 2 - 3 cm , lebar 1 1/2 - 3 cm ujung agak membulat dan pangkal daun melancip , warna hijau , permukaan bawah daun berambut halus . Bunganya banyak berwarna kuning tersusun dalam rangkaian tandan yang tumbuh pada ketiak daun . Buahnya buah polong berkulit keras berisi 20 - 30 biji yang bentuknya lengkung berwarna coklat kuning mengkilat . Tanaman perdu ini berasal dari Amerika tropik dan menyukai tempat terbuka atau agak teduh dapat tumbuh di dataran rendah sampai 800 m di atas permukaan laut .
Nama Lokal : Ketepeng sapi , ketepeng cilik ( jawa ) , pepo ( Timor ) ; Ketepeng lentik ( Sunda ) ; Jue ming zi ( China ) .

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Radang mata , luka cornea , rabun senja , glaucoma , Hipertensi ; Hepatitis , cirrhosis , Perut busung air ( ascites ) , sulit buang air besar .

Pemanfaatan :  
Bagian yang di pakai : Biji , dikeringkan .

Kegunaan :

1. Radang mata merah, luka kornea (ulcus cornea), rabun senja, glaucoma.
2. Tekanan darah tinggi.
3. Hepatitis , cirrhosis , ascites ( Perut busung air ) .
4. Sulit buang air besar ( habitual constipation ) .
Pemakaian : 5 - 15 gram direbus , minum atau dijadikan bubuk untuk pemakaian luar .  

Cara pemakaian : 1. Tekanan darah tinggi : 15 gram biji digongseng ( goreng tanpa minyak ) sampai kuning , kemudian digiling sampai terasa kesat , ditambah gula secukupnya , seduh dengan air panas atau direbus , minum sebagai pengganti teh . 2 . Radang mata : Bubuk / serbuk ditambah teh secukupnya , tempelkan pada kedua pelipis ( Pada kedua titik akupunktur Tay Yang / istimewa ) . 3 . Cacingan pada anak : 9 gram bubuk + 1 pasang hati ayam , dilumatkan dan ditambah sedikit arak putih , diaduk menjadi lempengan , kukus , makan .
Komposisi :
Sifat kimiawi dan Efek Farmakologis : Terasa manit pahit dan asin , agak dingin . Pengobatan radang mata , peluruh air seni , melancarkan buang air besar . Herba ini masuk meridian liver ( Purifies = membersihkan ) dan meridian ginjal ( Supports = menguatkan ) .

Kandungan Kimia : Biji segar mengandung chryzophanol , emodin , aloe - emodin , rhein , physcion , obtusin , aurantio - obtusin , rubrobusarin , torachryson , toralactone , vit . A .


12. KETAPANG
Nama latin : Terminalia cattapa L 
Nama daerah : Katapang ; Ketapa ; Gentapang ; Hatapang ; Lahafang ; Katafa ; Ketapas .
Deskripsi tanaman : Tumbuhan berbatang besar , tingginya sampai 20 m lebih , Daunnya selebar tangan , berbentuk bulat telur , dan dua kali setahun , daunnya runtuh . Bunganya tidak berwarna tetapi harum baunya . 
 
 
Habitat : Tumbuh di hutan dan di tepi pantai sampai ketinggian 800 m dpl . 
Bagian tanaman yang digunakan : Biji ; Kulit kayu ; Daun . 
Kandungan kimia : Minyak lemak ; Tanin ; Saponin 
Khasiat : Laksatif ; Diuretik ; Diaforetik
Nama simplesia : Terminaliae Semen .
Resep tradisional : Pelancar ASI dan Pencahar :

Biji ketapang ( serbuk ) 3 biji ; Tepung garut 2 sendok makan ; Gula aren secukupnya ; Air secukupnya , Dibubur , Dimakan seperti makan bubur ; di samping untuk melancarkan ASI ; dapat juga untuk pencahar ringan .


13 KESUMBA Nama latin : Bixa orellana L .Nama daerah : Kasumbo ; Kasumba ; Kasumba keling ; Kasombha ; Kasupa .
 
Deskripsi tanaman : Tumbuhan perdu , tinggi 2 - 9 m , mempunyai daun tunggal bertangkai panjang , bentuknya bulat telur , ujung runcing , pangkal rata kadang berbentuk jantung , tepi rata , panjang 8 - 20 cm , lebar 5 - 12 cm , dan warna hijau berbintik merah . Bunga tumbuhan ini berwarna merah muda atau putih , diameter 4 - 6 cm . Buahnya seperti buah rambutan , tertutup rambut sikat berwarna merah tua atau hijau , pipih , panjang 2 - 4 cm dan berisi banyak biji kecil berwarna merah tua .

Habitat : Tumbuh liar di ladang dengan cahaya yang cukup pada dataran rendah hingga 1200 m dpl .
 
Bagian tanaman yang digunakan : Daun .
Kandungan kimia ; Tannin ; Kalsium oksalat ; Saponin ; Lemak ; Glukosida ; Damar .


Khasiat : Diuretik ; Antipiretik .Nama simplesia ; Bixi Folium .

Resep tradisional :
Masuk angin :Daun kesumba 15g ; Gula jawa 30 g; Air 500 ml , Direbus selama mendidih selama 15 menit , Diminum pagi dan sore . 
14. KEMUNING
Nama latin : Murraya paniculata ( L .) JACK Nama daerah : Kamuning ; Kamuri ; Kamoni ; Kamone ; Kemuning ; Kajeri .
Deskripsi tanaman : Tanaman berupa pohon , tinggi 3 - 7 m . Batang berkayu , beralur , warna kecokelatan kotor . Daun majemuk , anak daun 4 - 7 , permukaan licin , bentuk corong , ujung dan pangkal runcing , tepi rata , pertulangan menyirip , warna hijau. Bunga majemuk , bentuk tandan , panjang mahkota 6 - 27 mm , lebar 4 - 10 mm , warna putih. Buah buni , diameter lebih kurang 1 cm , buah muda berwarna hijau setelah tua merah.

Habitat : Tumbuh liar di ladang pada daerah lembab dengan cahaya cukup di dataran dari 950 m dpl .
Bagian tanaman yang digunakan : Daun
Kandungan kimia: Glukosida murayin ; Minyak atsiri; Kadinena


 Khasiat: Analgesik ; Diuretik ; Stomakik .
Nama simplesia : Murrayae Folium

Resep tradisional :
Haid tidak teratur : Daun kemuning 3 g ; Daun pacar kuku 3 g ; Rimpang temu lawak 4 g ; Air 110 ml , Dibuat infus, Diminum 1 kali sehari 100 ml .

Menguruskan badan : Daun kemuning 1 genggam ; Daun pace 1 genggam ; Bangle 1/2 jari kelingking ; Air secukupnya , Dipipis , Diulang selama 7 hari ; untuk pemeliharaan diminum 2 kali seminggu ; tiap kali minum 1/4 cangkir .


Keputihan : Daun kemuning 3 g ; Daun pacar kuku 3 g ; Herba tapak liman 2 g ; Rimpang temu kunci 2 g ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 1 kali sehari 100 ml .
 
Reumatik ; Daun kemuning 3 g ; Akar tembelekan 6g ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 1 kali sehari 100 ml .


15. KEMBANG TELENG
( Clitoria ternatea L , )
Klasifikasi ; Kembang Telang biasa disebut Clitoria ternatea L , termasuk famili tumbuhan Papilionaceae . Tanaman ini dikenal dengan nama daerah Bunga biru , Kembang teleng , bunga talang atau bisi .
 
 

Sifat Kimiawi ; Memiliki berbagai kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l : Saponin , flavonoid , alkoloid , ca-oksalat dan sulfur , khusus daunnya : kaemferol 3-glucoside serta triterpenoid . bunganya mengandung delphinidin 3.3′.5′ serta triglucoside , fenol , dan akarnya beracun .
 
Efek Farmalogis ;

Akar : Toksik ( beracun ) , laxative ( pencahar ) , diuretik , perangsang muntah , pembersih darah Daun : Mempercepat pematangan bisul .
Biji : Obat Cacing , pencahar ringan .
 
Bagian Tanaman Yang Berguna ; Efek farmakologi ini diperoleh dari penggunaan seluruh tanaman
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .


1 . Abses , bisul : 
 - Bunga berwarna biru ditumbuk halus , ditambahkan gula jawa secukupnya dipakai menutup bisul / abses .
- Minum air godokan kembang telang putih untuk pencuci darah .

- Setengah genggam daun kembang telang dicuci bersih lalu digiling halus dan tambahkan garam secukupnya untuk ditaruh di bisul .

2 . Radang mata merah : Rendam bungaberwarna biru sampai airnya biru dan gunakan sebagai pencuci mata .

3 . Busung perut : pembesaran organ perut , Ekstrak akar 5 - 10 gram dalam alkohol .

4 . Sakit Telinga : Daun dicuci bersih lalu dilumatkan , air perasannya ditambah garam , hangat - hangat dioleskan kesekitar telinga yang sakit .
 
5 . Menghilangkan dahak pada bronchitis kronis : minum godokan akar .
 
6 . Demam : akar kering 0.3 gram , direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas , dinginkan lalu saring dan minum 2 x 1 gelas.

7 . Iritasi kandung kemih dan saluran kencing : aturannya sama dengan no 6 .
 
Budidaya ; Perbanyak tanaman dengan biji . Biji disemai kemudian tanaman muda dipindahkan ketempat
 
penanaman ; Pemeliharaan tanaman ini mudah , seperti tanaman lain dibutuhkan cukup air dengan penyiraman atau dengan menjaga kelembabab tanah . Disamping itu juga dibutuhkan pemupukan terutama pupuk dasar .


16. KEMBANG COKLAT
( Zephyranthes candida Herb ) Famili : Amaryllidaceae .
Daerah : Asing : Zhong Lan ( Cina )
 Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia , yang sudah diketahui antara lain Lycorine , Tazettin , Haemanthidne , Nerinine
 

Efek Farmakologis : 
Tanaman ini memiliki sifat : Rasa agak manis , penurun panas.
Bagian tanaman yang digunakan : Daun , biji , batang dan akar .

Budi Daya : Perbanyakan tanaman dengan menggunakan umbi atau anakan ( bisa juga biji ) . Pemeliharaan mudah , perlu cukup air dengan cara penyiraman yang cukup , menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar .

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .
 
Gangguan Fungsi Hati Terutama Untuk Gejala Hepatitis / tahap Awal : 10 gram tanaman di rebus , kemudian di minum .

17. KEMBANG BUGANG
( Clerodendrum calamitosum L )
Famili : Verbenaceae
Daerah : Melayu : kayu gambir , Sunda : kembang bugang
Asing :

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia , yang sudah diketahui antara lain saponin , flavonoida , polifenol , alkaloid dan kalium .

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat : menghentikan pendarahan , penghancur batu ginjal . 
Bagian tanaman yang digunakan : Daun dan akar .

Budi Daya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji atau stek batang . Pemeliharaan mudah , perlu cukup air dgn cara penyiraman yg cukup , menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar .
 
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .
Demam : Daun segar 10 g di cuci lalu di rebus dengan 1 gelas air selama 15 menit . Setelah dingin di saring , minum sekaligus .
 
Wasir : Daun 9 lembar dicuci bersih dan di potong ‑ potong seperlunya , rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 1 1/2 gelas . Setelah dingin di saring , minum dengan madu seperlunva .
 
Digigit Ular : Sepotong akar sebesar ibu jari di cuci bersih dan di bilas dengan air matang , lalu di kunyah , airnva di telan , ampasnya di letakkan pada luka gigitan .
 
Kencing Batu : Daun 8 lembar dicuci lalu di potong‑potong seperlunva, rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 1/4gelas. Setelah dingin di saring, minum dengan madu seperlunya. Sehari 3 kali 3/4 gelas.

Kencing Nanah : Daun kembang bugang 6 lembar , daun pegagan 10 lembar , daun picisan 20 lembar , daun jintan 25 lembar , daun meniran 12 sirip , daun murbei 9 lembardaun sendok 8 lembar , daun kumis kucing 50 lembar , daun bengang 8 lembar , gula enau 3 jari , dicuci dan di potong ‑ potong seperlunya . Rebus dengan 4 gelas air bersih sampai airnya tersisa 2 1/4 gelas . Setelah dingin disaring , lalu diminum . Sehari 3 x 3/4 gelas .
 

18. KEMANGI
Nama latin : Ocimum basilicum L
Nama daerah : Kemangi ; Kemangen ; Surawung

Deskripsi tanaman : Tanaman semak yang tegak dengan bau khas , tinggi mencapai 1,5 meter . Bunganya berbibir berbentuk bulir warna putih dan merah muda . Bijinya bila kena air menggelembung seperti agar-agar/puding .
 

Habitat : Tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 1300 m dpl.


Bagian tanaman yang digunakan : Daun

Kandungan kimia : Eugenol ; Sineol ; Metilkhavikol ; Protein ; Kalsium
 
Khasiat : Diaforetikum
 
Nama simplesia : Ocimume Folium

Resep tradisional :  Perut kembung, Daun kemangi secukupnya , Dicuci bersih , Dimakan sebagai lalapan .


19. KELOR
Nama latin : Moringa oliefera Lamk
Nama daerah : Kilor ; Celor ; Kerol ; Kelo ; Keloro
Deskripsi tanaman : Tanaman berupa pohon yang tingginya lebih kurang 8 meter . Batang berkayu , bulat , bercabang , berbintik hitam , warna putih kotor . Daun majemuk , panjang 20-60 cm , anak daun bulat telur , tepi rata , ujung berlekuk , tulang menyirip ganjil , warna hijau . Bunga majemuk , bentuk malai , letak di ketiak daun , panjang 10-30 cm , mahkota warna putih . Buah polong , panjang 20-45cm , berisi 15-25 biji , warna cokelat kehitaman .
 


Habitat : Tumbuh liar di ladang pada daerah cukup air , dengan cahaya matahari penuh pada ketinggian 300-900 m dpl .


Bagian tanaman yang digunakan : Akar

Kandungan kimia : Pterigospermin ; minyak atsiri ; Alkaloid moringin ; Moringinin ; Minyak lemak
 
Khasiat : Diuretik; Stimulan ; Ekspektoran ; Analgesik

Nama simplesia : Moringae Radix .
 
Resep tradisional : Bengkak dan Beri-beri :

Kulit akar kelor secukupnya ; Masoyi secukupnya ; Kuncup cengkih secukupnya ; Akar pepaya ; Air secukupnya , Dipipis hingga berbentuk pasta , Dioleskan pada bagian yang bengkak .

Sakit kepala dan Rematik : Akar kelor secukupnya ; Air sedikit , Dipipis hingga berbentuk pasta , Dioleskan pada pelipis dan di belakang telinga . Pada penderita rematik , pasta tersebut dioleskan pada bagian yang terasa nyeri ; Diborehkan 3 kali sehari .


 20. KELADI TIKUS
Coleus amboinicus Lour )
Famili : Araceae

Daerah : bira kecil , daun panta susu , ki babi , trenggiling mentik , ileus , kalamoyang Asing : Rodent tuber .
 

Sifat Kimiawi : Belum banyak diketahui atau tidak dipublikasikan .

Efek Farmakologis : Hasil penelitian menunjukkan Membunuh / menghambat pertumbuhan sel kanker . Menghilangkan efek buruk chemoterapi Bersifat antivirus dan anti bakteri .
Bagian tanaman yang digunakan : Umbi dan seluruh tanaman , daun sampai akar , yang terbaik digunakan segar dalam bentuk juice ( sari tanaman ) dan langsung diminum sesudah diolah .


*** LIHAT PERINGATAN ***
 
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan umbi . Pemeliharaan mudah , perlu cukup air dg cara penyiraman yang cukup , menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar .
 

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .

Koreng : Umbi secukupnya di tumbuk halus , tempelkan ke tempat sakit .

Frambusia : Umbi secukupnya di tumbuk halus , tempelkan ke tempat sakit ,

Menetralisir Racun Narkoba : Umbi sebesar ujung jari di cuci bersih dengan air matang , dikeprek dan di telan. Lakukan beberapa kali sehari .

( Cara penggunaan ini berdasarkan informasi lisan dari seorang pemakai ) .

KANKER : PAYUDARA , PARU-2 , USUS BESAR , RECTUM , LIVER , PROSTAT , GINJAL , LEHER RAHIM , TENGGOROKAN , TULANG , OTAK , LIMPA , LEUKEMIA , EMPEDU DAN PANKREAS .
Tanaman lengkap 3 batang ( 50 gr ) di rendam setengah jam , di cuci , ditumbuk halus , peras dengan kain , tambahkan 1/2 sendok madu , campur , minum . Lakukan 3 kali sehari . Air perasan harus segera diminum , tidak boleh disimpan .


******* PERINGATAN *******
1. WANITA HAMIL DILARANG MINUM TANAMAN OBAT INI .
2. TANAMAN DIHALUSKAN DENGAN CARA DITUMBUK TIDAK BOLEH DIBLENDER .
3. BILAMANA TANGAN GATAL AKIBAT TERKENA BUBUK INI , CUCILAH DENGAN AIR GULA .
4. HINDARKAN MATA DARI TUMBUKAN BAHAN INI .

5. AIR SARI KELADI TIKUS , HARUS DIMINUM SEGERA , TIDAK BOLEH DISIMPAN .
6. TANAMAN KELADI TIKUS MUDAH BUSUK BILA BASAH , JADI HARUS DISIMPAN DIKULKAS , DENGAN CARA , TANAMAN DIBUNGKUS DENGAN KERTAS DULU , DIMASUKKAN KEDALAM PLASTIK , SIMPAN DI KULKAS .
7. MINUM RAMUAN KELADI TIKUS SAAT PERUT KOSONG , SEKURANG - KURANGNYA SEJAM SEBELUMNYA .

8. PASIEN YANG BARU OPERASI , TUNGGU 2 MINGGU BARU BOLEH MINUM RAMUAN INI .
9. PENGARUH MINUM RAMUAN INI , 2 HARI PERTAMA MUAL , SEDIKIT DIARE , TINJA BERWARNA , HITAM DAN BADAN LESU .
10. KADANG PASIEN MUAL DAN MUNTAH SETELAH LAMA MINUM RAMUAN INI , HENTIKAN PEMAKAIAN SAMPAI GEJALA HILANG BARU MINUM LAGI ATAU DOSIS DIKURANGI .



21. KEJI BELING
Nama latin : Reulla napifera Zoll Mor
Nama daerah : Daun picah beling ; Keci beling ; Enyoh kelo .

Deskripsi tanaman : Tanaman semak , tinggi 1-2 meter . Batang beruas , bula , berbulu kasar , percabangan monopodial , warna hijau . Daun tunggal , berhadapan , bentuk lanset atau lonjong , tepi beringgit , ujung dan pangkal runcing , [anjang 9-18 cm , lebar 3-8 cm , bertangkai pendek , pertulangan menyirip , warna hijau . Bunga majemuk , bentuk bulir , mahkotabentuk corong , berambut , warna ungu . Buah bulat , warna coklat .

Habitat : Tumbuh liar di ladang pada daerah ternaungi di ketinggian 1-750 m dpl . 

Bagian tanaman yang digunakan : Daun
Kandungan kimia : Garam alkali ; Asam silikat ; Karbonat ; Triterpena
Khasiat : Diuretik
Nama simplesia: Reullaea Folium

Resep tradisional : 
 
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .


Kencing batu :
Daun Keji beling 1 gram ; daun tembuyung 10 gram ; Air 100 ml , Dibuat infus ; diseduh ; dipipis , Diminum 1 kali sehari 100 ml ; Apabila dipipis diminum 1 kali sehari 1/4 cangkir
 
Kencing Kurang Lancar : Daun segar 25 gram dicuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air bersih selama 15 merit . Setelah dingin disaring lalu minum sekaligus . Lakukan pada pagi atau siang hari .
 
Batu Kandungan Kencing : Segenggam daun keji beling dan 1 tongkol jagung muda dicuci , lalu direbus dengan 2 liter air bersih sampai tersisa 1 liter . Setelah dingin disaring , lalu diminum . Lakukan pagi dan sore hari , masing - masing I/2 gelas .
 
Batu Kandungan Empedu : Daun keji beling segar 5 lembar , daun ungu segar 7 lembar , dicuci bersih lalu di rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas Minum seperti teh . 
Kencing Manis : Daun segar 20 ‑ 50 gram , direbus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas , dinginkan , disaring . Minum 3 kali 1 gelas per hari .
 
Batu Ginjal : Daun keji Beling 50 gram , meniran segar 7 batang , daun ungu 7 lembar . Dicuci dulu direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi 2 gelas dinginkan , saring , minum 3 kali 2/3 gelas per hari . ATAU Daun keji beling 5 lembar , daun tempuyung segar 5 lembar tongkol jagung 6 buah , dicuci lalu direbus dengan 5 gelas air bersih sampai tersisa 2 ¼ gelas . Setelah dingin disaring , dibagi untuk 3 kali minum , habis dalam sehari . Lakukan setiap hari sampai rasa sakit menghilang .
 
Sembelit : Ambil 1/2 genggam daun keji beling segar , cuci bersih lalu direbus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas . Setelah dingin disaring lalu diminum .

Wasir : Daun segar 20 ‑ 50 gram , di rebus dengan 6 gelas air sampai tersisa 3 gelas , dinginkan , saring . Minum 3 kali 1 gelas per hari .



22. KECUBUNG

Nama latin : Datura metel L
Nama daerah : Kecubung ; Kacubung ; Kacobhung cobung .

Deskripsi tanaman : Tanaman perdu batang berkayu , bentuk batang bengkok tinggi dapat mencapai 1,5 m . Percabangan membentang lebar dan biasanya ke arah satu sisi saja . Daun berhadapan , bentuk bulat bercangap . Bunganya berwarna ungu atau putih berbentuk terompet . Buahnya kotak bulat berduri , bijinya banyak berwarna coklat bulat pipih .

Habitat : Tumbuh liar di hutan dan di pekarangan .

Bagian tanaman yang digunakan : Bunga ; Daun ; Buah .

Kandungan kimia : Alkaloid ( skopolamina , hiosiamina , atropina ) ; Flavonoid .
Khasiat : Spasmolitik ; Antitusif ; Analgesik .
 
Nama simplesia : Daturae albae Flos
 
Resep tradisional :
 
Bengkak : Daun kecubung segar secukupnya ; Minyak kelapa secukupnya , Daun dibasahi dengan minyak kelap , kemudian dipanggang lalu diremas , Ditempelkan pada kulit yang bengkak

Kuping kopok : Buah kecubung 1 buah ; Minyak jaitun/kelapa secukupnya , Buah kecubung dikeluarkan isinya lalu dipipis halus dan dicampur dengan minyak tadi lalu dimasukkan kembali pada kelontongannya lalu dipanasi sebentar hingga minyaknya panas ; lalu diperas dengan kain , Minyak yang keluar kita gunakan untuk menetesi kuping yang sakit .

Sembelit : Daun kecubung beberapa helai ; Minyak kelapa sedikit , Diremas-remas , Letakkan remasan daun tersebut di perut .
Ketombe : Daun kecubung (kering)7 helai ; Minyak kelapa 5 sendok makan , Masukkan dalam botol dan tutup ; kemudian dipanaskan di bawah sinar matahari selama 7 hari , Dioleskan pada kulit kepala 2 kali sehari ; pagi ; sore .

Reumatik : Daun kecubung segar 14 helai ; Minyak kelapa 10 sendok makan , Daun kecubung dirajang dan dijemur kemudian ditambah minyak kelapa , simpan campuran tersebut selama 3 hari . Peras dan pisahkan minyaknya kemudian dihangatkan , Gosokkan pada bagian yang nyeri ; bila perlu ; tambahkan sedikit minyak kayu putih

Terkilir : Daun kecubung 14 helai; Sereh (dicacah halus)2 buah; Minyak kelapa 2 gelas, Campuran dididihkan lalu disimpan semalam di tempat tertutup. Campuran dipisahkan; minyaknya dihangatkan, Gosokkan pada bagian yang nyeri .


23. Kecubung Gunung
( Brugmansia suaveolens [ H. et B.] B. et P )
Sinonim : Pseudodatura suaveolens van Zijp , Datura suaveolens H . B .
 Familia : solanaceae .
 

Uraian : Kecubung gunung berasal dari Meksiko dan termasuk tanaman beracun . Di Indonesia , umumnya tumbuh liar di daerah yang lembab sebagai penutup jurang atau digunakan sebagai pagar hidup maupun perdu hias . Tumbuhan ini dapat ditemukan pada ketinggian 700-2100 m dpl . Perdu kuat atau pohon kecil , tegak , berkayu , bercabang - cabang , tinggi 2-4 m . Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat . Helaian daun besar , bertangkai , bulat telur atau bulat telur memanjang , pangkal tumpul atau runcing , nya tidak sama sisi , ujung runcing , tepi berlekuk , pertulangan menyirip , permukaan daun berbulu jarang , permukaan bawah berambut halus , panjang 9-35 cm , lebar 4-17 cm . Bunga tunggal di ketiak daun , menggantung , bertangkai . Kelopak bunga hijau , bentuk tabung . Mahkota berbentuk terompet , tabung bersudut lima dan taju meruncing pendek , berwarna putih atau jingga , berbau enak pada malam hari . Buah buni memanjang , tidak berduri tempel , berambut halus , panjang 9-11 cm , tidak membuka . Biji berkulit tebal menyerupai gabus , berwarna abu-abu . Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek dan biji .
Nama Lokal : Nama Daerah Jawa : kucubung ( Sunda ) , kecubung , semprong ( Bali ) .
Nama Asing Datura , angel's trumpet ( I ) .
Nama Simplisia Brugmansiae suaveolensis Flos ( bunga kecubung gunung ) .
 
Penyakit Yang Dapat Diobatiserta Sifat dan Khasiat ;

Bunga kecubung gunung beracun , berkhasiat antiasmatik , dan penghilang nyeri ( analgesik )

Efek Farmakologis Dan Hasil Penelitian ; Ternyata , pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan dapat menyebabkan perilaku abnormal berupa hiperaktivitas ( Nurhayati Harun , Jurusan Farmasi FMIPA , Unair , 1990 ) .

Pemanfaatan : 
Bagian Yang Digunakan ; Bagian yang digunakan adalah bunga .
 
Indikasi Bunga digunakan untuk mengatasi : sesak napas , nyeri haid , dan sakit perut .
 
Cara Pemakaian ; Keringkan 10 g bunga segar , lalu gulung seperti rokok untuk diisap atau direbus untuk diminum .

Contoh Pemakaian di Masyarakat ; 

Sesak napas ; Gulung bunga kering , lalu bakar bagian ujung . Selanjutnya , isap dalam-dalam , seperti mengisap rokok .
 
Catatan : Jauhkan dari jangkauan anak-anak .
Komposisi : Alkaloid skopolamin , saponin , glikosida flavonoida , dan polifenol . Zat aktif ini bisa menimbulkan halusinasi.


24. KAYU ULES
Nama latin : Helicteres isora L .
Nama daerah : Jelumpang ; Dlumpang ; Puteran ; Kayu mules .
Deskripsi tanaman : Tumbuhan perdu , tinggi sampai 4 m . Berbatang basah , kulit kayu berserat - serat . Buah berbentuk dari 5 helai daun yang mengumpul seperti pilin . Tiap - tiap buah bertabung dan mempunyai satu baris biji kecil - kecil warna coklat tua .
 
 
Habitat : Tumbuh di daerah kering pada semak belukar , di hutan - hutan pada dataran rendah sampai 1200 m dpl .

Bagian tanaman yang digunakan : Buah ; Akar ; Kulit kayu

Kandungan kimia : Pigmen kloroplas ; Pitosterol ; Saponin ; Gula ; Flobatanin ; Asam hidroksikarboksilat
Khasiat : Stomakik ; Antipiretik .
Nama simplesia : Isorae Frustus , Isorae Cortex

Resep tradisional :  
Obat cacing : Buah kayu ules 11 biji ; air 110 ml , Direbus mendidih 15 menit , Diminum pagi dan sore . 
Rematik : Kulit kayu ules 10 g ; Akar 10 g ; Air 110 ml , Direbus sampai mendidih , Diminum pagi sore .


25. KAYU RAPAT Nama latin : Parameria laevigata
Nama daerah : Kayu rapet ; Megat sih ; Pegat sih; Madak si .
Deskripsi tanaman : Semak menjalar , batang membelit , berkayu, berambut , cokelat . Daun tunggaal , lanset , berhadapan , pangkal dan daun meruncing , daun muda berwarna hijau kemerahan setelah tua berwarna hijau . Perbungaan bentuk malai , mahkota bentuk corong , warna putih . Buah polong . Biji bulat , warna cokelat kehitaman .

Habitat : Tumbuh liar di hutan pada dataran rendah samapai 1200 dpl .
 

Bagian tanaman yang digunakan : Kulit kayu
 

Kandungan kimia : Tanin ; Asam protokatekol

Khasiat : Stomakik ; Antipiretik ; Desinfektan .



Nama simplesia : Parameriae Cortex
Resep tradisional :
Mengecilkan rahim : Kayu rapat 2 jari tangan ; Rimpang Kunci pepet 7 buah ; Kayu Mesoyi 1 jari tangan ; Air 100 ml , Direbus , Diminum 1 kali sehari 100 ml .

Keputihan : Kayu rapat 1 jari tangan ; Kayu Mesoyi 1 jari tangan ; Majakan 1/2 butir ; Rimpang kunci pepet 2 buah ; Kemukus 6 butir ; Cengkih 2 buah ; Jahe Sukun 1 buah ; Jintan Putih 5 butir ; Air 110 ml , Direbus , Diminum 1 kali sehari 100 ml . 


26. KAYU PUTIH
Nama latin : Melaleuca leucadendra L .Nama daerah : Kayu gelam ; Gelam ; Ghelam ; Waru gelang ; Ilano .

 
Deskripsi tanaman : tanaman berupa pohon tinggi lebih kurang 10 m . Batang berkayu , bulat , kulit mudah mengelupas , bercabang , warna kuning kecokletan . Daun tunggal , bentuk lanset , ujung dan pangkal runcing , tepi rata , permukaan berbulu , pertulangan sejajar , warna hijau . Bunga majemuk , bentuk bulir , panjang 7-8 cm , mahkota 5 helai , warna putih . Buah kotak , beruang tiga , tiap ruang terdapat banyak biji .
 

Habitat : Tumbuh di daerah berawa - rawa bahkan dalam air , dataran rendah ataupun di pegunungan

Bagian tanaman : Daun ; Minyak dari daun ; Buah .
 

Kandungan kimia : Minyak atsiri ( Kayuputol , terpineol ) ; Tanin .

Khasiat : Diaforetik ; Analgesik ; Desinfektan ; Ekspektoran ; Antispasmodik .


Nama simplesia : Melaleucae leucadendrae Folium , Oleum Malaleucae leucadendrae aethereum
 
Resep tradisional : 
Batuk , Demam , Nyeri haid : Minyak kayu putih secukupnya ; Jeruk nipis 1 buah ; Kapur sirih 2 jari tangan , Peras buah jeruk nipis ,
kemudian tambahkan Kapur sirih dan Minyak kayu putih kemudian diaduk sampai tercampur , Dioleskan pada punggung dan dada ; Untuk nyeri haid dioleskan pada perut .
 
Nyeri sendi : Akar pepaya 10 potong ; Garam 1 sendok makan ; Minyak kayu putih 2 sendok makan , Masukkan ramuan tersebut dalam botol sirup , tambahkan arak atau alkohol , tutup rapat . Botol tersebut dijemur di sinar matahari selama 10 hari .
27. KAYU MANIS CINA
 Cinnamomum cassia Presl ) Famili : Lauraceae
Daerah : Asing : Chinesse Cinnamomum , Rou gui (Cina )

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya dengan kandungan kimia , yang sudah diketahui antara lain Kulit Kayu : Cinnamic aldehyde , cinnamyl acetate , cinnzcylanol cinnzcylanine . phenypropyl acetate , tanin , saffrol . Buah mentah : Cinnamic aldehyde . cournarin , traps‑cinnamic acids , beta sitosterol , Choline , protoca - techuric acid , syringe acid .
 

Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Kulit kayu : Pedas . manis . panas . Sedikit beracun ( toksik ) . Masuk meridian ginjal , limpa dan kandung kemih . Menguatkan “Yang” , menghangatkan limpa dap ginjal , melancarkan peredaran darah , menghilangkan sakit , menambah napsu makan ( stomakik ) peluruh kentut ( karminatif ) . Ranting muda : Pedas . manis . hangat . Masuk merindian kandung kemih . jantung dan paru ‑paru , Peluruh keringat ( diaforetik ) mengendurkan otot ( muscle relaxant ) , menghangatkan dan melancar - kan sirkulasi di meridian , melancarkan pernapasan .
Bagian tanaman yang digunakan : Kulit kayu dan ranting , dikeringkan untuk penyimpanan . 
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggu - nakan biji . Pemeliharaan mudah , perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup , menjaga kelembaban dan pe-mupukan terutama pupuk dasar. Tanaman ini . menghendaki tempat yang cukup matahari atau sedikit terlindung .
Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya . 
Sakit Lambung , Diare , Gangguan Pencernaan : Bubuk kulit kayu 1,5 gram diseduh dengan air hangat , Minum , lakukan 2 kali sehari .

Bubuk kulit kayu 0,5 ‑ 2,5 gram diseduh dengan air hangat , Minum , lakukan 2 kali sehari .

DEMAM , FLU KARENA ANGIN DINGIN , BATUK SESAK BENGKAK MENAHAN CAIRAN , BENGKAK KARENA JANTUNG DAN GINJAL . SAKIT OTOT ( RHEUMATISM ) , NYERI HAID , TIDAK DATANG HAID . EPILEPSI : Bubuk ranting muda 1,5 ‑ 6 g digodok atau digiling menjadi bubuk , diseduh dengan air hangatMinum .

Kontra Indikasi ; Sedikit beracun dan wanita hamil , penderita demam , Yin lemah , Yang kuat , penyakit pendarahan , dilarang minum .



28. KAYU MANIS
Nama latin : Cynamomum aromaticum Nees 

Nama daerah : Sinamon ; Keningar

Deskripsi tanaman : Tinggi tanaman 6-12 m , akan tetapi pada tempat yang cocok bisa mencapai 18 m . Batang berwarna keabu - abuan dan berbau harum , percabangan dekat tanah , pada ranting tua sering tidak tumbuh daun - daun baru ( gundul ) , tajuk kekar , dan mahkotanya berbentuk kerucut . Daun berbentuk bulat telur , agak memanjang dengan ujung bulat / tumpul ,

meruncing dan lokos ( licin dan mengkilap ) , dan berwarna merah pada waktu masih muda , dan berubah menjadi hijau tua di permukaan atas dan pucat keabu - abuan di bagian bawah . Bunga kecil , tidak menarik , berbentuk lonceng dengan bau yang tidak enak , dan tumbuh dalam ketiak daun dan dipucuk - pucuk ranting , warnanya putih kekuning-kuningan , dan berbunga pada bulan Juli hingga September . Buah buni memanjang berwarna merah coklat .


Habitat : Tumbuh liar di ladang dan hutan pada dataran 1-1200 m dpl .  


Bagian tanaman yang digunakan : Kulit kayu .

Kandungan kimia : Minyak atsiri ; Tanin ; Damar ; lendir . .
Khasiat : Analgesik ; Stomakik ; Aromatik

Nama simplesia : Cinnamomi aromatici Cortex

Resep tradisional :
Mencret ; Kayu manis ( Padang ) 3 g ; Buah kayu ules 2 g ; Rasuk angin 2 g ; Rimpang kencur segar 8 g ; Ketumbar 3 g ; Jintan hitam 2 g ; Mungsi 2 g ; Rimpang lempuyang 10 g ; Pulosari 2 g ; Buah adas 2 g ; Biji kedaung 4 butir ; Air sedikit , Dipipis hingga menjadi pasta , Ditapalkan di seluruh bagian perut ; dan pakailah gurita .

 
29. KATU
Nama latin : Sauropus androgynus L. Merr
Nama daerah : Katuk ; Daun katu ; Katukan ; Katuk manuk ; Babing ; Memata ; Cekop manis ; Simani ; Keratur .

Deskripsi tanaman : Tanaman perdu tinggi sampai 3,5 m . Daun berbentuk bulat telur berwarna hijau , menyirip ganda dan jumlahnya banyak . Buah berwarna putih , kecil dan melekat pada cabang dan rantingnya.
 Habitat : Tumbuh liar dihutan - hutan dan ladang - ladang yang terbaik di daerah dengan ketinggian 1300 m dpl .
Bagian tanaman yang digunakan : Daun ; Akar

Kandungan kimia : Zat protein ; Lemak ; Kalsium ; Posfor ; Besi ; Vitamin A ; Vitamin B1 ; Vitamin C

Khasiat : Antipiretik ; Laktagog .
Nama simplesia : Sauropi Folium .
Resep tradisional :
Demam : Akar katu 4 g ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 2 kali sehari ; tiap kali minum 100 ml ; diulang selama 4 hari .
Pelancar ASI : Daun katu segar beberapa helai ; Daun bayam ; Daun lembayung ; Daun Sawi ; Kacang panjang ; Kacang koro ; Jantung pisang ; Buah labu air ; Buah labu merah , Dijadikan sayuran , Dimakan secara bergantian .
30 KASINGSAT ( Cassia occidentalis Linn )
Famili : Caesalpiniaceae

Daerah : Sunda : kasingsat , Jawa : menting , Melayu : kopi andelan , Simalor : bulinggang alas

Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia yang sudah diketahui. antara lain : Daun : Demeric anthrone glikosida , suatu pencahar yang sangat poten . Akar : alfa - hydroxy‑anthraquinone 1,8 ‑ dihydroxy - anthraquinone , quercetin , emodin, heterodi - anthrone , chrysophanol .
Efek Farmakologis : Rasa pahit , dingin , agak beracun . Pengobatan radang mata , perangsang nafsu makan . pencahar ( laxans ) , anti radang .
Bagian tanaman yang digunakan : Daun , biji , batang dan akar dikeringkan dibawah sinar matahari .
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan biji . Pemeliharaan mudah , perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup , menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar .


Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .

Sakit Kepala Ber Ulang - ulang : Daun 30 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas , dinginkan . Saring, minum 2 kali 1 gelas .

Digigit Ular : Segenggam daun segdiperas , airnya diminum dan ampasnya dibubuhi pada luka gigitan .
Sulit Buana Air Besar , Dysentri , Diare Kronis , Nyeri Ulu Hati : Tanaman kering 10 ‑ 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas . dinginkan saring , minum 2 kali 1 gelas .
Batuk , Sesak Napas , Radang Paru - Paru : Tanaman kering 10 ‑ 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas . Dinginkan saring , minum 2 kali 1 gelas .
Keputihan ( Flouralbus ) : Daun muda yang dikukus sebagai lalap berkhasiat terhadap keputihan
Hepatitis : Tanaman kering 10 ‑ 15 gram direbus dengan 4 gelas air sampai menjadi dua gelas dinginkan , saring , minum 2 kali 1 gelas .

 
31 KAPULAGA
Nama latin : Amamum campactum soland
Famili : Zingiberaceae
Daerah : Bali : Kapolagha , Jawa : Kapulaga , Madura : Kapulaga , Sunda : Palago , Minangkabau : Pelaga puwar Asing : Ronde Kardemon
Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l. minyak terbang ‑ sineol , terpineol dan alfaborneol , beta - kamper , protein , gula , lemak dan silikat .
 
Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Rasa agak pahit , hangat . Penurun panas , anti tusif , peluruh dahak dan anti muntah .
Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman dan buah.
Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan rimpang . Pemeliharaan mudah , perlu cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar . 
Wilayah : Kapulaga berasal dari hutan tropis di daerah India Selatan dan Srilangka. Kapulaga diperkenalkan ke negara Eropa oleh bangsa Arab sebagai bumbu . Tanaman ini juga tumbuh dinegara Thailand , Kamboja , Malaysia Barat , dan Filipina , terutama di wilayah berbukit yang dingin , didaerah lembah dan terlindung . Di Indonesia kapulaga ditemukan tumbuh liar dan ditanam di wilayah perbukitan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah .
Ukuran :

Tumbuh - tumbuhan ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi antara 2 - 3 m . Daunnya lonjong berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm . Bunganya ( simetris dua sisi , berwarna kemerah - merahan dan terbagi menjadi 3 bagian) dapat dibedakan menurut perbedaan jenis varietas setempat . Dari sana akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum sehingga bisa digunakan sebagai obat maupun bumbu . Kapulaga yang diperdagangkan terdiri atas kapsul kering , bersisi tiga , lonjong atau bundar , berwarna abu - bu coklat , yang terbagi atas tiga ruang , berisi padat dengan benih bersudut yang berwarna coklat . Biji - biji tersebut mempunyai rasa pedas , kamfer , berbau wangi , dan terasa dingin pada lidah jika dimamah . Buahnya berada dalam tandan berbentuk bulat kecil , kadang berbulu dan berwarna kuning kelabu . Kapulaga sabrang ( Elettaria cardamomum L ) Maton yang berasal dari lran lebih harum baunya . Jika terlalu banyak mengunakan kapulaga maka akan mengganggu kerja cairan lambung .
Kandungan & Manfaat :
Ekstrak ( dimasak dengan air ) dari seluruh tumbuh - tumbuhan dipakai sebagai obat terhadap flatulensi atau meteorismus ( penimbunan gas dalam usus ) , kolik dan kelemahan . Tumbuh-tumbuhan yang ditumbuk halus bersama air dipakai sebagai obat gosok untuk penyakit encok . Ekstrak dari umbi akar dipergunakan sebagai obat demam . Bijinya adalah bahan mamah , dipakai juga sebagai bumbu ( untuk kue ) dan sebagai obat , contohnya untuk mengobati kesulitan bernapas , mulut berbau ( futor exore ) dan untuk mengobati batuk dan gatal ditenggorokan dengan memamahnya . Dalam bahan biji terdapat minyak kardamon yang mengandung terpineol , terpinylasetat , sineol , borneol dan sabinen , zat putih telur , calcium - oksalat dan silisium . Selain itu juga mengandung minyak atsiri ( alfaborneol dan betakamfer ) yang berkhasiat untuk mengencerkan dahak , memudahkan pengeluaran angin dari perut , menghangatkan , membersihkan darah , menghilangkan rasa sakit , mengharumkan .

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya .
1. Kejang Perut , Rematik : Semua bagian tumbuhan ini termasuk akarnya direbus selama lebih kurang lebih seperempat jam dengan disaring , airnya diminum . 2. Demam , Panas : Batang direbus selama lebih kurang seperempat jam kemudian disaring . airnya
diminum.3. Batuk : Buah dikunyah ; biah di kunyah
4. Mencegah Mual : buah direbus dan dimakan .
5. Bau Badan : rimpang direbus secukupnya dan diminum airnya .
6. Radang Amandel ; Gangguan Haid , Kejang Perut , Obat Kumur , Influaenza , Radang Lambung , Sesak Napas , Badan Lemah ( SEBAGAI TONIKUM ) : Buah direbus , makan dan masih banyak yang lainnya .


32. LIDAH BUAYA
Nama latin : Aloe vera Linn .
Sinonim : Aloe barbadensis , Mill. Aloe vulgaris , Lamk .
Familia : Liliaceae
Nama daerah : Ilat boyo ; Letah buaya ; Jadam Lidah buaya ( Indonesia ) , Crocodiles tongues ( Inggris ) ; Jadam ( Malaysia ) , Salvila ( Spanyol ) , Lu hui ( Cina ) ;
 dari batang melalui celah - celah atau ketiak daun . Batang Aloe Vera juga dapat disetek untuk perbanyakan tanaman . Peremajaan tanaman ini dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya , kemudian dari sisa tunggul batang ini akan muncul tunas - tunas baru atau anakan. b. Daun Daun tanaman Aloe Vera berbentuk pita dengan helaian yang memanjang . Daunnya berdaging tebal , tidak bertulang , berwarna hijau keabu - abuan , bersifaat sukulen ( banyak mengandung air ) dan banyak mengandung getah atau lendir ( gel ) sebagai bahan baku obat . Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada waktu kekurangan air . Bentuk daunnya menyerupai pedang dengan ujung meruncing , permukaan daun dilapisi lilin , dengan duri lemas dipinggirnya . Panjang daun dapat mencapai 50 - 75 cm , dengan berat 0,5 kg - 1 kg , daun melingkar rapat di sekeliling batang bersaf - saf. c. Bunga Bunga Aloe Vera berwarna kuning atau kemerahan berupa pipa yang mengumpul , keluar dari ketiak daun . Bunga berukuran kecil , tersusun dalam rangkaian berbentuk tandan , dan panjangnya bisa mencapai 1 meter . Bunga biasanya muncul bila ditanam di pegunungan . d. Akar Akar tanaman Aloe Vera berupa akar serabut yang pendek dan berada di permukaan tanah . Panjang akar berkisar antara 50 - 100 cm . Untuk pertumbuhannya tanaman menghendaki tanah yang subur dan gembur di bagian atasnya .
Deskripsi tanaman : Tumbuhan liar di tempat yang berhawa panas atau ditanam orang di pot dan pekarangan rumah sebagai tanaman hias . Daunnya agak runcing berbentuk taji , tebal , getas , tepinya bergerigi / berduri kecil , permukaan berbintik - bintik , panjang 15 - 36 cm , lebar 2 - 6 cm , bunga bertangkai yang panjangnya 60 - 90 cm , bunga berwarna kuning kemerahan ( jingga ) , Banyak di Afrika bagian Utara , Hindia Barat . a. Batang Tanaman Aloe Vera berbatang pendek . Batangnya tidak kelihatan karena tertutup oleh daun - daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah . Melalui batang ini akan muncul tunas - tunas yang selanjutnya menjadikan anakan . Aloe Vera yang bertangkai panjang juga muncul .
 
Habitat : Tumbuh liar di tempat yang berhawa panas .
Bagian tanaman yang digunakan : Daging daun
 
Komposisi  
Sifat Kimiawi Dan Efek Farmakologis : Rasa pahit , dingin . Anti radang , pencahar ( Laxative ) , parasitiside . Herba ini masuk ke meridian jantung , hati dan pancreas .

Kandungan Kimia : Aloin , barbaloin , isobarbaloin , aloe - emodin , aloenin , aloesin , Betabarboloin ; Damar .
Khasiat : Anti inflamasi ; Laksatif ; Stomakik ; Ekspektoran.

Nama simplesia : Succus Aloe inspissatus
Resep tradisional : Bagian yang dipakai : Daun , bunga , akar , pemakaian segar ,
 
KEGUNAAN :

1. Sakit kepala , pusing .
2. Sembelit ( Constipation ) .
3. Kejang pada anak , kurang gizi ( Malnutrition ) .
4. Batuk rejan ( Pertussis ) , muntah darah .
5. Kencing manis ( DM ) , wasir .
6. Peluruh . haid .
7. Penyubur rambut .


Pemakaian : Daun.. 10 - 15 gram , bila berbentuk pil : 1,5 - 3 gram . Atau berupa bubuk ( tepung ) untuk pemakaian topikal .
 Pemakaian Luar : Daun dipakai untuk koreng , eczema , bisul , terbakar , tersiram air panas , sakit kepala ( sebagai pilis ) , caries dentis ( gigi berlubang ) , penyubur rambut .

a. Penyubur rambut : Daun lidah buaya segar secukupnya dibelah , diambil bagian dalam
yang rupanya seperti agar - agar , digosokkan ke kulit kepala sesudah mandi sore , kemudian dibungkus dengan kain , keesokan harinya
rambut dicuci . Dipakai setiap hari selama 3 bulan untuk mencapai hasil yang memuaskan .

b. Luka terbakar dan tersiram air panas ( yang ringan ) : Daun dicuci bersih , ambil bagian dalamnya , tempelkan pada bagian tubuh yang terkena api / air panas .

c. Bisul : Daun dilumatkan ditambah sedikit garam , tempelkan pada bisulnya .


33. Lidah Ular : ( Hedyotis corymbosa ( L ) Lamk )
Sinonim :
Familia :


Uraian : Herba , tegak atau condong , satu tahun ( annual ) , sering bercabang mulal dari pangkal batangnya , tinggi 0,05 - 0,6 m . Batang bersegi empat , gundul atau dengan sisik sangat pendek , bercabang , tebal 1 mm , warna hijau kecoklatan sampai hijau keabu - abuan . Akar : tunggang , kecoklatan , garis tengah rata rata 1 mm , akar cabang berbentuk benang . Daun tunggal , berhadapan atau bersilang berhadapan , helaian ; relatif kecil 1 - 3,5 cm x 1,5 - 7 mm , ujung dan pangkalnya runcing , berwarna hijau pucat , dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya , tangkal daun sangat pendek . Bunga susunan majemuk mulai rata, 2 - 8 bunga , bertangkai , di ketiak . Kelopak 4 , sama panjang dengan bakal buahnya . Mahkota : 4, putih atau ungu pucat , panjang kira - kira 2 mm . Benang sari 4 , tersisip seakan - akan di atas tabung mahkota . Buah panjang 1,75 - 2 mm , lebar 2 - 2,5 mm , pada permukaan luar di dekat bagian ujung terdapat sisa kelopak berupa tonjolan kecil runcing . Biji bersudut - sudut . Waktu berbunga Januari - Desember . Di Jawa tumbuh pada daerah dengan ketinggian 1 - 800 m dpl , dapat sampai daerah dengan ketinggian 1425 m dpl , di daerah terbuka banyak mendapat sinar matahari , tidak terlampau basah , daerah berbatu , di tepi jalan , halaman , parit , taman , secara lokal melimpah .

Penyakit Yang Dapat Diobati :
Efek Biologi dan Farmakologi : Ekstrak yang larut dalam , air dapat menurunkan tekanan darah hewan percobaan . Pada konsentrasi yang relatif besar dapat berefek pada penghambatan pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa , Salmonella typhi dan Proteus vulgaris .' Penggunaan secara oral pada mencit selama 3 minggu dapat berfungsi sebagai antispennatogenesis . Pada aplikasi intragastrik berefek penghambatan elisitasi usus yang disebabkan oleh asetilkolin . Rebusan herba yang telah dibebaskan . dari endapan ( dengan penambahan alkohol ) dapat mengurangi derajat kematian mencit pada keadaan keracunan ( dengan Bungarus multiciizctus ) . Suatu ramuan yang terdiri dari herba Hedyotis diffusa , herba Prunellae dan Licorice ( 2:2:1 ) dapat memperbaiki gangguan fungsi hepar dan berefek koleretik pada anjing teranestesi . Rebusan tumbuhan jenis lain yaitu Hedyotis affinis dapat menyebabkan kontraksi uterus kelinci terisolasi .` Hasil penelitian tentang aktivitas sistem fagositosis , respons seluler dan respon humoral pada mencit , diketahui bahwa fraksi yang larut dalam air daun Hedyotis menyebabkan stimulasi respon imun humoral dan menekan sistem fagositosis ; sedangkan fraksi yang tidak larut dalam air tidak berpengaruh pada respon imun seluler , dan fraksi residu menyebabkan stimulasi . Efek yang tidak diinginkan Efek samping yang nyata atau reaksi alergi pada penggunaan lazimnya ( 30?60 gram ) , tidak diketahui . Pada penggunaan jangka panjang dengan dosis 30?45 gram / hari selama 30 dan 90 hari pada 2 kasus psoriasis tidak menunjukkan hasil yang abnormal pada sampel darah dan urin . Pada sedikit kasus dapat menyebabkan mulut kering setelah penggunaan selama 10 hari . Injeksi dosis tinggi dapat menyebabkan leukopeni . Penggunaan kombinasi herba dengan asam deoksikolat dapat menyebabkan diare pada beberapa pasien . Disamping itu . dapat menyebabkan gangguan syaraf pada beberapa kasus pasien bronkitis asma kronis . Toksisitas Dosis maksimal yang secara teknis dapat diberikan pada tikus yaitu 10 gram/kg BB dianggap sebagai LD50 semu .

Pemanfaatan :  
Kegunaan di Masyarakat ; Digunakan pada pengobatan tukak lambung , disentri , habis bersalin , gangguan pencernaari , obat turun panas .


Komposisi :  
Kandungan Kimia : Seluruh bagian tumbuhan : senyawa iridoid antara lain asperulosid , skandosidmetilester , benzoilskandosidinetilester ; sitosterol , asam ursolat , asam oleanolat , n-benzoil -1- fenilalanil -1- fenilalaninol asetat .
Suatu penelitian telah berhasil menemukan 2 macam flavonoid golongan flavonol ; salah satu senyawa tersebut mempunyai gugus hidroksi pada atom C-3 , C-5 dan C-4 .

34. LEUNCA Nama latin : Solanum nigrum L
Nama daerah : Rampi ; Ranti ; Piit ; Boose ; Bobase Deskripsi tanaman : Tumbuhan semusim , tinggi 30 - 175 cm , bercabang bayak . Daunnya letaknya berseling , berkelompok , bentuk bulat telur , ujung dan pangkal meruncing , tepi berombak sampai rata . Bunga majemuk malai , jumlahnya 2 - 10 kuntum , warna putih atau lembayung . Bunga majemuk malai , jumlahnya 2 - 10 kuntum , warna putih atau lembayung . Buahnya buni , bulat , diameter 0,8-1 cm , terdapat dalam tandan , warna hijau , bila masak menjadi ungu kehitaman atau hitam , berkilap , berisi banyak biji . Rasanya renyah , sedikit , dan agak langu .
 

Habitat : Tumbuh liar di berbagai tempat pada dataran rendah sampai 3000 m dpl .

Bagian tanaman yang digunakan : Daun 


Kandungan kimia : Glikoalkaloid solanin ; Solasonin ; Solamargin ; Solasodin ; Solanidin ; Diosgenin ; Tigogenin ; Atropin ; Saponin ; Zat samak ; Minyak lemak ; Kalsium ; Fosfor ; Zat besi ; Vitamin A dan C

Khasiat : Analgesik ; Antiradang ; Antibakteri .
Nama simplesia : Solani Folium
Resep Tradisional : 
Demam : Daun leunca 70 g; Air 5 gelas , Direbus sampai mendidih selama 15 menit , Diminum 3 - 4 kali sehari .


35. LENG LENGAN Nama latin : Leucas lavandulifolia . Smith 
Nama daerah : Paci - paci ( Sunda ) , sarap nornor ( Madura ). daun setan , ; Lenglengan , lingko - lingkoan , nienglengan , plengan ( Jawa ) ; Gofu hairan ( Ternate ) , laranga ( Tidore ) .
 


Deskripsi tanaman : Tumbuh liar di tanah kering sepanjang tepi jalan , tanah terlantar dan kadang ditanam di pekarangan sebagai tanaman obat . Tanaman ini dapat ditemukan dari dataran rendah sampai ketinggian kurang dari 1.500 m dpi . Terna semusim , tegak , tinggi 20 - 60 cm . Batang berkayu , berbuku - buku , bentuknya segi empat , bercabang , berambut halus , warnanya hijau . Daun tunggal , letak berhadapan , bertangkai . Helaian daun bentuknya lanset , ujung dan pangkainya runcing , tepi bergerigi , panjang 1,5 - 10 cm , lebar 2 - 10 mm , warnanya hijau muda . Bunga kecil - kecil , warnanya putih berbentuk lidah , tumbuh tersusun dalam karangan semu yang padat . Buahnya buah batu , warnanya coklat . Biji bulat , kecil , warnanya hitam . Herba ini mempunyai khasiat yang sama dengan Leucas zeylanica ( L ) R.Br. Perbanyakan dengan biji .

Habitat : Tumbuh di tegalan , di pinggir jalan yang kering pada ketinggian 1500 m dpl

Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh bagian tumbuhan . 
Komposisi :
Sifat Kimiawi dan Efek Farmakologis : Pahit , pedas , hangat . Penenang , antiseptik .
Kandungan Kimia : Daun dan akar : Saponin , flavonoida dan tanin . Daun juga mengandung minyak atsiri .
Khasiat : Sedatif .
Nama simplesia : Leucas lavanduli foliae Herba

Resep tradisional :
Batuk : Daun leng - lengan 3 g ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 1 kali sehari 100 ml .

Kejang : Daun leng - lengan ( serbuk )1 sendok teh ; Air mendidih 1 gels , Diseduh , Diminum seperti minum teh ; untuk anak - anak 3 kali sehari tiap kali minum 1 sendok teh .
Penenang : Daun leng - lengan 1 genggam ; Air 110 ml , Dibuat infus , Diminum 1 kali sehari 100 ml .

Posting Komentar

Silahkan berkomentar dengan baik & sopan

[NEWS][combine][animated][100]

[SHARING2INFORMATIONS][horizontal][animated][50]

[MARI BERBAGI ILMU & PENGETAHUAN][RECENT][animated][100]

 
Top
//